Monday, August 26, 2013

DIY spur gear making for change gear part 1

Before it i'm so sory about my bad english, there is translating from my dictate in indonesian to english

Update 26 August 2013

Spur gears

In the manufacture of gears, a few dimensions of the gears to be made must be understood first through working drawings. For the manufacture of gears Spur there is to know such as the number of teeth (z), the size of the module (m), so the number of tooth and module size can be determined diameter heads (Dk), a high tooth (h) and the width of a few tooth (Wk) which obtained through calculation. Diameter of heads is needed when turning diameter, height and width of a few tooth tooth is necessary when the tooth forming in the milling machine. Here is the sequence of the process of making Spur gears.

1. Prepare working drawings.
Working drawings are very important in the manufacture of a product in this gear, because without a picture of the operator is not able to work on any one product. In working drawings contain some important information such as the dimensions of the product, the product fineness demands and other information. Working drawings in manufacturing gears Spur contains a few dimensions of gear that madesuch as number of teeth, module, heads diameter, thick tooth, tooth height and width of a few tooth.




Wednesday, August 14, 2013

Cutting Speed and Feed in machining metric unit / Kecepatan potong pemesinan



CUTTING SPEED

Definisi umum :
Cutting = pemotongan ; speed = kecepatan
Cutting speed = kecepatan pemotongan
Cutting speed dalam teknik pemesinan  bisa definisikan sebagai jarak tempuh pemotongan suatu alat potong terhadap benda kerja berbanding dengan waktu, baik dalam gerakan lurus atau gerakan melingkar. Biasanya cutting speed disimbolkan dengan notasi CS atau V (velocity), dengan satuan fpm (feet per menit) atau m/min (meter per menit).




Dapat Dirumuskan :

CS = S x 2L


Keterangan :
S = kecepatan langkah      (siklus/menit)
L = Panjang langkah                   (meter)


 
Dapat Dirumuskan :


Keterangan :
D = Diameter                            (meter)
n = kecepatan putaran      (putaran/menit)
CS = Cutting Speed          (meter/menit)
Cutting speed sangat penting dipahami dalam teknik pemesinan, karena dari cutting speed akan berpengaruh terhadap hasil pengerjaan, effisiensi waktu, keselamatan kerja dan umur dari alat potong.

Cutting speed yang terlalu pelan berakibat pemotongan akan menjadi lambat sehingga banyak waktu terbuang, disamping itu alat yang digunakan bisa rusak atau pecah.
Sebaliknya jika terlalu cepat alat yang digunakan akan cepat tumpul sehingga waktu terbuang untuk mengganti alat atau mengasah ulang.

Feed

Definisi umum :
Feed = umpan
Feeding = pengumpanan
Feeding dalam teknik pemesinan didefinisikan sebagai gerak pengumpanan/penyayatan yang di tempuh berbanding dengan waktu setiap satu siklus pemotongan, baik siklus gerak lurus atau siklus gerak melingkar. Biasanya disimbolkan dengan notasi f atau s, dengan satuan mm/putaran, mm/menit atau mm/langkah

x = sayatan per putaran(mm/putaran)    f = panjang sayatan per menit (mm/menit)
                                                               
                                      s = sayatan per langkah (mm/langkah)

Sama halnya dengan cutting speed, feeding juga penting untuk dipahami dalam teknik pemesinan walaupun cutting Speed dan feeding tidak berhubungan secara langsung. tetapi feeding juga akan berpengaruh pada kualitas permukaan, effisiensi waktu , keselamatan kerja dan umur dari alat potong
Feeding yang terlalu pelan hanya akan membuang waktu, alat potong akan berdecit/bergetar dan cepat tumpul karena terlalu lama bergesekan dengan benda kerja Sebaliknya feeding yang terlalu cepat akan berakibat rusaknya alat potong.
Oleh karena itu feeding harus disesuaikan dengan proses pengerjaannya, roughing atau finishing.


Cutting Speed and Feed in Milling Operation

Cutting speed dalam proses pengefraisan adalah kemampuan pisau frais memotong benda kerja dengan kecepatan yang dihitung dari perkalian panjang keliling dari diameter pisau frais dengan jumlah putaran dalam satu menit.

Faktor yang mempengaruhi Cutting Speed :
 .



 













Untuk menentukan cutting speed tidak bisa hanya berdasarkan salah satu faktor saja dan tidak ada rumusan yang pasti dalam menentukan cutting speed karena setiap material mempunyai karakteristik yang berbeda. Dalam penentuan cutting speed kebanyakan dilakukan secara empiris saja. Factor yang paling mendekati dalam penentuan cutting speed paling mudah dilihat dari tegangan tarik suatu material atau dengan melihat dua atau seluruh factor diatas. Misalnya material yang lunak, ulet dan teg. tarik tinggi mempunyai cutting speed yang lebih tinggi dari pada material yang lebih keras tetapi getas dan teg tariknya rendah.



Berikut adalah tabel cutting speed dari beberapa jenis material untuk alat potong HSS
Tabel 1. Kecepatan potong beberapa material


Perhitungan
Dari cutting speed maka putaran mesin dapat diperoleh dari :
Ket :
n = putaran spindle                          (putaran/menit)
D = Diameter pisau frais                   (meter)
CS = Cutting Speed                          (meter/menit)

Catatan :
Untuk pisau frais dari carbide CS = 2 x CS Cutter HSS
Untuk Twist Drill, NC drill dsb CS = 0.5 x CS Cutter HSS
Untuk Countersink, Reamer, counterbor, dsb CS = 0.25 x CS Cutter HSS
Untuk Boring head disesuaikan dengan material alat potong.
Feeding dalam proses pengefraisan adalah jarak penyayatan dalam satu menit yang di hitung dari besarnya sayatan pergigi (sz atau fz) dikalikan dengan jumlah mata potong dan dikalikan putaran pisau frais dalam satu menit.

Dirumuskan :
Ket :
s = feeding                            (mm/menit)
sz = sayatan per gigi     (mm/gigi)
z = jumlah gigi
n = putaran pisau frais  (putaran/menit)

Tabel 2.  sayatan pergigi dalam milimeter

Note : Harga tersebut diatas adalah maksimum