Kepala pembagi standar memiliki ratio
pasangan cacing adalah 1 : 40 dengan kata lain setiap tuas pemutar diputar 40
kali maka kepala akan berputar 1 putaran penuh (360°). Jika tuas pemutar pada
gambar 1.3 diputar 1 kali maka kepala akan berputar 1/40 putaran (360/40) atau
9°. Inilah yang akan menjadi dasar pembagian tak langsung pada penggunaan
kepala pembagi.
Seperti
ditunjukan pada gambar 1.1 Pada kepala pembagi, kemiringan kepala dapat diatur
dari -5° s/d 110°. Untuk mengatur kemiringan dengan cara mengendorkan baut
pengunci sudut seperti ditunjukan pada gambar 1.2 dan gambar 1.4. Kemiringan
ini diperlukan ketika membuat bevel gear (roda gigi payung)
Gambar 1.1 Tampak samping kiri kepala pembagi
Gambar
1.2 Tampak atas kepala pembagi
Gambar
1.3 tampak samping kanan kepala pembagi
Gambar
1.4
tampak depan kepala pembagi
Pembagian tak langsung.
Pembagian
tak langsung didapatkan dari putaran poros cacing terhadap roda cacing yang
dibantu oleh lubang-lubang keping pembagian pada poros cacing sebagai indeks.
Pada kepala pembagi pembagian tak langsung diperoleh dari persamaan 1.1
berikut.
……………………………………(1.1)
Keterangan
dari persamaan 1.1 :
Nz
= Jumlah putaran engkol / tuas
pemutar.
i = ratio pasangan cacing (40)
z = jumlah pembagian (jumlah gigi pada
roda gigi yang dibuat)
Keping
pembagian yang dipergunakan pada kepala pembagi ini antara lain :
Keping
1 depan = 24, 25, 28, 30, 34
Keping
1 belakang = 37, 38, 39, 41, 42, 43
Keping
2 depan = 46, 47, 49, 51, 53
Keping
2 belakang = 54, 57, 58, 59, 62, 66
Contoh perhitungan putaran engkol :
Sebuah
roda gigi lurus dengan jumlah gigi 32 akan dikerjakan dengan kepala pembagi
dengan keping pembagi dengan lubang 24, 25, 28, 30, 34, maka jumlah putaran
engkol yang digunakan adalah
Pada
hasil perhitungan penyebut pada pecahan campuran di atas haruslah disamakan
dengan lubang pembagian yang ada sehingga hasilnya menjadi :
Maka
untuk melakukan pembagian sebanyak 32 sisi atau gigi, putaran engkol yang
diperlukan untuk membuat 1 sisi atau gigi adalah 1 putaran ditambah 6 lubang
pada keping berjumlah 24 lubang. Dan diulangi sebanyak 32 kali untuk dapat
menghasilkan 32 sisi atau gigi.
Untuk
menghitung pertambahan lubang pada keping pembagian dapat dilihat pada gambar 1.5 :
Gambar
1.5 Penghitungan jumlah lubang
Yaitu dihitung
mulai dari 0 (nol), kemudian pembatas lubang diatur untuk membatasi dari 0-6
lubang sesuai dengan perhitungan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi agar
setiap melakukan pengulangan pembagian tidak terjadi kesalahan perhitungan
lubang. Contoh diatas pada gambar 1.5 adalah penambahan jumlah lubang sebanyak
17 lubang.
Sumber : Buku petunjuk roda gigi karangan Kristoforus A.M